Kuliah: Sebuah Perjalanan #1
Ingin kumulai cerita ini seperti Bilbo Baggins di buku The Hobbit yang hidup makmur sembari menghisap pipa kayu setelah menikmati makan pagi. Bukan dari rumah Hobbit kecil di Shire, melainkan dari rumah masa kecil di samping masjid yang sedari tadi murottalnya menggedor-gedor gendang telinga. Bangun siang lagi. Ini kali kesekian bangun pagiku geser ke jam 10 setelah 15 hari sebelumnya harus bangun jam 4 subuh untuk make up wisuda. Astaga, itu kali kedua muka ku seperti dicoret krayon anak TK, lengket sana-sini. Mau senyum susah, pandangan terhalang bulu mata. Hampir dua hari mataku lengket karena lem nya ngga mempan sama micellar water. Sialan. Saya masih ngga paham sama perempuan yang setiap hari pakai make up kemana-mana, apa ngga keset itu mukanya. Eh iya, yang nulis postingan ini udah resmi sarjana. Andai blog lamaku masih ada, mungkin kamu yang baca jadi bisa membandingkan gimana pusingnya saya yang dulu habis lulus SMA harus daftar PTN dengan yang sekarang. 15 hari jadi penganggu